Pengetahun Remaja tentang Air Minum masih Minim

9:51 AM Posted In Edit This

Jakarta, Kominfo Newsroom -- Berdasarkan hasil penelitian PERGIZI Indonesia, selama Oktober 2008, tercatat sebanyak 51,1 persen remaja berpengetahuan rendah tentang air minum, dan hanya 21,4 persen saja yang mengetahui kegunaan air bagi tubuh.
Prof. Dr, Hardinsyah, Ketua Umum PERGIZI yang juga Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, di Jakarta, Senin (24/11), mengatakan, penelitian dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa di Bandung Barat dan Jakarta Utara menunjukkan data tersebut.
''Han ya 35,9 persen remaja yang tahu bahwa sumber air bagi tubuh juga dapat berasal dari makanan (buah-buahan) dan 34,0 persen remaja yang mengetahui kapan tubuh membutuhkan air lebih banyak,'' katanya, saat konfrensi pers penyelenggaraan loka karya air untuk kesehatan, kebugaran dan kualitas kehidupan, yang akan berlangsung di Bogor pada hari Selasa (25/11).
Menuru tnya, dari segi perilaku atau kebiasaan minum, sebanyak 62,1% remaja dan 59,8% orang dewasa lebih menyukai air putih. Alasannya karena rasa aman, dan kemudahan dalam memperolehnya.
Adapun sumber air minum keluarga di daerah penelitian ini pada umumnya berasal dari air gallon, air ledeng, air sumur. Sementara sekitar 45,3 persen keluarga, merasakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan air minum, diantaranya warna air yang kurang bening, beraroma, ketersediaan air serta harga yang semakin meningkat.
''Ra ta-rata biaya yang dikeluarkan remaja untuk membeli air minum di luar rumah perminggu yakni Rp18.311 sementara pengeluaran orang dewasa Rp22.454,'' katanya menambahkan.
PE RGIZI juga meneliti, gejala dehidrasi selama enam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36, 5 persen remaja masing-masing mengalami rasa haus, lemas, pusing dan jarang kencing dan urine yang sedikit, yakni lebih dari 2-6 kali selama 6 hari penelitian.
''J ika tubuh kekurangan air sebanyak 4 sampai 6 persen saja, akan timbul sakit kepala, pusing dan lemah, sementara jika mencapai 12 persen, seseorang akan kesulitan mengunyah dan perlu bantuan medik,'' kata Hardiansyah.
He rdinsyah menjelaskan, kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami.
Gejala dehidrasi ringan yakni, haus, bibir kering, tenggorokan kering dan kulit kering, sementara gejala dehidrasi sedang ditandai dengan sakit kepala, pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, suhu badan meningkat, lemah, urin keruh kuning atau coklat, sedangkan pada tahap berat dehidrasi dapat ditandai dengan keram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan.
''Hamp ir semu penyakit-penyakit hati, jantung, otak, ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit yang akan menimbulkan gangguan apda ginjal,'' ujarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Untuk itu menurutnya, perlu upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang
Oleh Endonesia

Komentar Kamu