Makna Tarbiyah dan Liqo’ (2)

4:33 PM Posted In Edit This

2. Urgensi Ikut Liqo`

Sebagaimana yang kami jelaskan, liqo atau halaqah hanyalah sebuah format
metode pembinaan yang selama ini cukup efektif untuk melahirkan kader-kader
yang dibutuhkan. Tetapi esensinya adalah membina dan melahirkan afrad
(individu) yang memiliki kriteria tertentu seperti beraqidah yang shahih dan
syamil, beribadah yang berkualitas, akhlaq yang mulia, produktif dalam
beramal dan seterusnya.
Biasanya sarana yang digunakan tidak berhenti pada pertemuan mingguan saja,
tapi ada juga yang bersifat rekreatif, ilmiyah, hiburan dan seterusnya.
Namun semua itu dalam rangka menghidupkan sistem kehidupan yang islami.
Tidak ikut liqo` bukan suatu dosa yang akan membawa seseorang masuk neraka.
Namun liqo` dalam makna istilah seperti yang kami sebutkan di atas selama
ini sudah memiliki peran dalam rangka membentuk unsur-unsur kebaikan dalam
tubuh umat Islam. Paling tidak merupakan sebuah gerakan alternatif dalam
rangka menghidupkan Islam sebagai manhaj / sistem kehidupan. Dan arahnya
adalah menuju kepada lahirnya generasi islami, rumah tangga islami,
masyarakat islami bahkan hingga negara dan khilafah islamiyah.
Sehingga seyogyanya setiap generasi muda Islam ini ikut aktif dan mengambil
peranan dalam setiap jenis usaha untuk mensukseskan kebangkitan Islam.

3. Peran Murabbi dalam menangani masalah mad`u-nya
Murabbi sebenarnya memiliki peran yang sangat signifikan dalam membina dan
membentuk binaannya. Secara umum, sosok murabbi yang ideal adalah yang bisa
menjadi sosok seorang ayah yang mengayomi, seorang guru yang mengajarkan
ilmu, seorang sahabat sejati dan juga seorang pimpinan yang menunjuki.
Berbeda dengan guru atau dosen yang tugasnya melemparkan materi dan pergi,
murabbi justru bertugas untuk menemani dan hidup bersama dengan para
binaannya, memberi teladan langsung dan juga menjadi sosok panutan.
Karena itu tugas seorang murabbi sungguh sangat berat dan sukar. Karena
harus merangkap sekian banyak peran dan tugas. Tapi hadirnya seorang murabbi
ideal memang sebuah keharusan meski jalan menuju kesana penuh onak dan duri.

4. Taklimat
Taklimat itu maknanya adalah pengumuman. Biasanya digunakan sebagai sarana
penyampaian pesan atas suatu hal, baik berupa pengumuman internal maupun
yang terkait dengan masalah eksternal. Isinya mungkin saja semacam kebijakan
dan arahan atas suatu masalah.
Memang bila dilihat secara sepihak, kesan dari taklimat itu seperti
indoktrinasi, apalagi bila disampaikan dengan cara yang kurang mengena.
Seperti kalimat berikut “Pokoknya ini perintah dari atas, ente ngak usah
tanya-tanya”. Buat mereka yang sudah punya intima` dan tsiqah yang kuat,
barangkali penyampaian taklimat itu menjadi sesuatu yang biasa saja.
Sebaliknya, mereka yang tidak terbiasa dan belum lama berinteraksi dalam
sebuah aktifitas amal jama`i yang besar, maka bahasa penyampaian taklimat
itu perlu disesuaikan agar terasa enak didengar dan tidak bertentangan
dengan naluri dan rasa kemanusiaan seseorang. Sebenarnya hal itu bisa
disampaikan dengan baik asal para murabbi betul-betul mengerti dan paham
betul apa yang sedang dikatakannya. Bukan sekedar taat tapi tidak paham.
Maka kalau sang murabbi saja tidak paham, bagaimana dia akan memahamkan
mad`unya itu ? Jangan-jangan yang lahir adalah gerakan tidak paham massal.
Padahal salah satu dari prinsif pergerakan itu yang paling pokok adalah
masalah Al-Fahmu, yang maknanya pemahaman yang jelas. Jangan sampai dalam
bergerak dan berdakwah seseorang berjalan hanya berdasarkan taqlid dan
ketidak-mengertian, dengan alasan bahwa sebagai prajurit semua harus taat
pada pimpinan. Justru menjadi kewajiban para pimpinan untuk menjelaskan apa
latar belakang dan dasar syar`i dari suatu kebijakan. Hal ini penting untuk
diperhatikan agar seorang ketika berjihad, merasa paham dan yakin betul atas
apa yang dikerjakannya dan merasa nyaman dengan apa yang diperjuangkannya
itu.

Komentar Kamu