AIR MATA

4:24 PM Posted In Edit This

Kadang-kadang aku tak mengerti pada diriku sendiri, di saat moment lebaran sesyahdu ini sulit sekali mataku mengeluarkan air mata, di saat air mata ini tidak diperlukan begitu deras sekali mengalir tak diundang, semula kurencanakan agar air mata ku bisa mengalir tulus saat diperlukan, tetapi ternyata air mata memiliki kehidupannya sendiri, sulit diatur dan sulit untuk dikondisikan.

Seperti biasa di rumah ibu mertuaku, sungkem saat lebaran adalah kebiasaan yang dipelihara dengan baik, dan seperti tahun-tahun sebelumnya aku selalu saja menjadi orang yang terlihat culun, saat orang lain bercucuran air mata secara emosional, aku selalau bingung dengan mataku, mataku tidak terlihat sembab-sembabnya padahala sebenarnya perasaanku terkadang teramat sedih di hari lebaran seperti itu, tapi mata ini selalu tak bias diajak kompromi. Kekuatiranku sebenarnya sangat tidak beralasan aku hanya selalu ketakutan kalau-kalau aku tidak begitu tulus untuk sungkeman dengan orang tua dan sanak famili lainnya, karena ukuran orang yang tulus meminta maaf pada momen seperti ini adalah siapa yang terbanyak mengeluarkan air mata maka ia akan terlihat sebahgai orang yang bersungguh-sungguh tulus menyesali kesalahan dan memaknai lebaran, dan aku bukan termasuk orang yang begitu mudah mengeluarkan air mata.

Terlepas dari penafsiran orang yang berbeda-beda tentang makna air mata tapi demikianlah kenyataannya indicator yang orang tetapkan bagi harga sebuah ketulusan adalah air mata, maka celaka lah orang-orang seperti aku…yang sulit mengeluarkan air mata.

Ketulusan adalah bahasa hati, dan air mata adalah ekspresi nyata dari bahasa tersebut, bisa jadi air mata tidak bisa mewakili sebuah ketulusan, buktinya acting yang diperankan seorang pemain peran merupakan contoh nyata bahwa air mata bukan wakil dari bahasa hati, bisa jadi air mata yang deras tidak memiliki hubungan yang sifnifikan dengan ketulusan karena untuk orang-orang tertentu air mata bisa dikondisikan dan dikendalikan.

Untuk menunjukkan sebuah ketulusan, air mata bisa mengalir deras walaupun sebenarnya tidak mewakili bahasa hatinya hanya sekedar menunjukkan bahwa kita sangat tulus, atau mungkin untuk mengelabui siapapun yang hatinya mudah terenyuh air mata, inilah yang disebut orang air mata buaya dimana air mata bisa menjadi sejenak mengubur kenyataan yang sesungguhnya, menimbulkan rasa iba yang mendalam.

Terlepas jenis air mata apa yang keluar saat sungkeman itu, yang jelas aku masih tetap sulit mengeluarkan air mata, walau hatiku menangis menyesali dosa yang sempat kuperbuat sebelum lebaran. Dosa pada orang tua yang sempat membuatku dongkol, dosa pada suami dan anak-anak, juga dosa pada seseorang yang hatinya terluka karena aku, karena sikapku.

Dia hari yang syahdu ini ingin kusampaikan bahasa hatiku…
Setiap orang dalam hidupku merupakan pantulan tertentu dari diriku
Orang yang aku cintai mencerminkan sisi-sisiku yang penuh cinta
Orang yang tidak aku sukai mencerminkan bagian-bagian diriku yang memerlukan penyembuhan
Setiap pengalaman dalam hidupku merupakan sebuah kesempatan untuk tumbuh, berubah dan sembuh

Aku disini bukan untuk mengendalikan orang lain, Aku disini untuk menymbuhkan hidupku sendiri. Orang-orang datang padaku pada waktu yang tepat, kami berbagi waktu yang memang dikhususkan untuk kami gunakan bersama, dan kemudian pada saat yang tepat, mereka pun pergi, dengan cinta aku melepaskan. Aku melepaskan orang lain untuk mengalami apa yang bermakna bagi mereka, dan aku bebas menciptakan hal yang bermakna bagi diriku sendiri


Wallahua'alam bishowab
Penulis : Rina M. Taufik

Komentar Kamu