Santai Tapi Bengis

1:16 PM Edit This 0 Comments »

“Yuk, Pulang! “ajak Yoyok- pasti bukan nama sebenernya- pada teman-teman sekelasnya. Jam sekolah tentu saja belum usai, karena istirahat kedua baru saja usai. Tapi cuek aja, anak-anak kelas si Yoyok memang sudah terkenal sebagai tukang mbolos.

Kok pada bolos? Apa karena pulang tuk bantu ortunya? Ah, enggak tuh. Atau karena takut pada sebagian guru yang galak? Enggak juga, mana berani mereka bolos kalau gurunya galak. Takut dunk, apalagi ada guru killer yang bila marah tak bisa dikendalikan. Buku si Titin pernah dirobek-robek sama pak guru di depan kelas. Harin yang dari tenate dihukum berdiri di depan kelas setiap kali pelajaran. Wuih, mau mbolos tentu nggak berani. Untuk apa bolos? Ya bisa jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, nonton bioskop, makan-makan di warung atau sekedar nongkrong. Pokoknya santai. Itulah teman-teman kita sesama remaja.
Untuk urusan yang ada kaitannya dengan makanan, santai atau, atau hiburan, para remaja gak masalah ngeluarin uang. Karcis mahal buat desak-desakan nonton konser musik sampai KO pun siap. Beli papa skateboard, ngegame, belanja di mall gak masalah. Yang penting puas!
Yah rata-rata remaja memang senang santai. Tapi di balik kesantaian tersebut sebenarnya tersimpan sesuatu yang mengerikan. Santai tapi bengis. Kok gitu? Misalnya tawuran antar pelajaran. Pelajaran yang masih belia itu gak Cuma berantem dengan tangan kosong. Dari razia petugas ditemukan golok, clurit, dan saudaranya... untuk apa sih senjata tajam tersebut? Tentu tidak sekadar untuk nakutin ayam? Tentu tidak. Jelas senjata tersebut akan digunakan untuk menghabisi remaja lain. Padahal berantemnya hanya disebabkan masalah yang sepele.
Yang wanita juga gak kalah lho. Gank Nero (udah beberapa bulan yang lalu sih), geng pelajar putri gemar berantem seolah mengiyakan adanya emansipasi wanita di bidang kekerasan. Ya, remaja kita di satu sisi senang santai, tak mau belajar dan bekerja keras, hura-hura, dan hiburan. Di sisi lain menyimpan kebengisan yang siap ditampakkan bila ada kesempatan.
Remaja seperti ini pasti bukan yang diharapkan Islam. Ajaran indah ini selalu menekankan pada kesungguhan dalam menyikapi kehidupan sekaligus kesantunan pada pemeluknya . Remaja yang mengamalkan ajaran Islam inilah yang akan terekam dalam catatan sejaran dengan tinta emas. Sedangkan remaja yang selalu bersantai ria dan bergelimang kebengisan hanyalah menyisakan cerita buruk dan arah yang akan diminta pertang-gungjawabannya di pengadilah akhirat. Naudzubillah.

by:eLfata [Read more ..]

Istirahat Sehat dengan Shalat Dhuha

2:20 PM Edit This 0 Comments »







Rsulullah SAW bersabda, yang artinya,” Setiap tulang dan persendian badanmu ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat menutupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukan dari sholat Dhuha.”
(HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

Shalat Dhuha merupakan sebuah sholat sunnah yang sering dilakukan oleh Rosulullah SAW. Shalat Dhuha dilaksanakan pada waktu tinggi matahari sudah sepenggalah, sedangkan batas waktunya adalah sebelum matahari tepat berada di atas ubun-ubun. Waktu sholat Dhuha ini merupakan waktu seseorang mulai bersemangat melakukan kerja. Nah, apa saja manfaat shalat Dhuha ini sehingga Rasulullah SAW Pernah mewasiatkan Abu Hurairah untuk melakukannya.


MERENGGANGKAN OTOT
MELENTURKAN SENDI

Mafaat shalat untuk kesehatan tentu saja sudah banyak yang tau. Salah satu manfaatnya adalah untuk merenggangkan otot dan kelenturan sendi. Tentu saja, ini nggak terbatas pasa shalat wajib, shalat sunnah pun juga mengandung manfaat ini. Termasuk shalat Dhuha.
Tapi, tidak hanya itu, shalat Dhuha punya kelebihan sendiri. Shalat Dhuha diisyaratkan untuk dilaksanakan pada waktu yang pas, yaitu saat tubuh memerlukan energi namun juga harus bersiap menghadapi pekerjaan dan bebannya.
Rsulullah SAW bersabda, yang artinya,” Setiap tulang dan persendian badanmu ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat menutupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukan dari sholat Dhuha.”
(HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Subhanallah, salah satu hak persendian yang wajib kita tunaikan tentu saja adalah perawatan dengan peregangan dan pelenturan. Dan ini, dikatakan oleh Rasulullah SAW cukup dilakukan dengan shalat Dhuha dua rakaat.
Dr. Ibrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, dan direktur Trinidad Islamic Academy, menyatakan, “ Gerakan yang teratur dan diulang-ulang pada saat seseorang shalat akan menguatkan otot tubuh, tendon, kelenturan sendi, serta sytem kardiovaskuler.”
Demikianlah manfaat kesehatan pada salat. Nah, khusus untuk shalat huha, karena disyariatkan untuk dilaksanakan pada awal siang, maka shalat Dhuha ini pas banget sebagai media relaksasi, peregangan, dan persiapan menghadapi tantangan sehari-hari.







MEREDAKAN STRES

Tidak hanya itu, sahalat Dhuha ini berguna juga untuk menangkal stres yang mungkin timbul pada kegiatan sehari-hari. Misalnya aja, saat sekolah, jam pelajaran tertentu ada guru “killer”, atau pelajran yang bikin pusing pikiranmu. Hal-hal kayak gitu tentu bisa bikin stress. Shalat Dhuha mampu meminimalisir resiko stress seperti ini. Lho kok bisa?
Dr. Ibrahim Kazim berkata lagi, “ Secara bersamaan, ketegangan di pikiran akan berkurang disebabhan komponen spiritual shalat, dengan adanya sekresi enkefalin, endorphin, dinorfin, dan semacamnya.”
Enkefalin dan endorpin merupakan zat sejenis morfin, termasuk opiate. Efek keduanya tidak berbeda dengan opinate lainnya. Zat semacam ini meredakan ketegangan. Bedanya, enkefalin dan endorphin merupakan zat yang alami, diproduksi oleh tubuh, sehingga manfaatnya tentu sesuai dengan keperluan tubuh dan terkontrol. Jika morfin non-alami bisa memberi rasa tenang namun kemudian bikin bikin ketagihan dan efek negative lainnya, maka endorphin dan enkefalin tidak. Mereka memberi rasa tenang, rileks, bahagia, lega secara alami. Hasilnya, seseorang tampak lebih pede, optimis, hangat, menyenangkan.
Subhanallah, inilah dia sebagian hikmah shalat Dhuha yang dibukakan Allah SWT buat manusia: untuk peregangan otot dan pereda stress. Istirahat sejenak dengan shalat Dhuha bikin sehat, Insya Allah. Tentu kita melakukannya dengan niat karena Allah SWT.


By:eLfata [Read more ..]

Ini Cinta Ibumu Mana Cintamu?

10:24 AM Edit This 0 Comments »



Rambutnya kusut, dahinya berdebu.
Tubuhnya kurus kecil dibalut pakaian
lusuh sobek di sana-sini. Ia duduk
mendekap bayi mungilnya yang tak
jauh kondisinya. Meski dalam
kekurangan, sang ibu tampak begitu sayang pada sang anak.


Kecintaan seorang ibu kepada anaknya tak bisa dipungkiri oleh siapapun. Manusia manapun sedikit atau banyak tumbuh dan berkembang dalam belaian tangan lembut seorang ibu. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan perasaanya untuk sang anak. Ibu rela untuk tak terpejam matanya walau kantuk menyerang dengan hebat, di saat anaknya sakit dan demam di malam hari.ibu pun rela memberikan jatah makanannya untuk sang anak, meski perutnya sendiri melilit kosong kelaparan. Cinta seorang ibu adalah cinta ajaib. Walaupun sebagian ibu-ibu sekarang ada yang bertingkah laku bertentangan dengan sifat keibuannya, seperti membuang atau membunuh bayinya, toh tetap tak menghilangkan pengakuan semua orang bahwa para ibu secara umum punya kasih sayang tak berbalas pada sang anak. Anggap saja bahwa sebagian ibu yang kejam dan kelewatan tadi hanya perkecualian.

Kelebihan Cinta
kecintaan ibu pada anak terkadang mengalahkan segalanya. Sampai ia rela mengorbankan dirinya tanpa perhitungan sama sekali. Sebagaimana kisah berikut ini.
Dahulu ada seorang ibu tua yang hidup ditemani oleh seorang anak laki-lakinya. Sang ayah telah lama meninggal dunia. Hidup dalam kondisi kekurangan dan tanpa ayah ternyata tak menyebabkan sang anak menjadi lebih baik. Bahkan sebaliknya, anak tersebut tumbuh nakal, beringas bahkan melakukan perbuatan krminal. Sang ibu tak pernah berhenti berdo’a memohon hidayah kepada Allah SWT untuk anaknya. “ Rabbi, sadarkanlah anakku yang kusayangi ini, agar tidak berbuat maksiat lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin menyaksikan dia bertaubat sebelum aku mati,” demikian diantara do’anya.
Namun si anak belum juga jera berbuat kemaksiatan. Hingga suatu hari, ketika ia mencuri di sebuah desa, ia pun tertangkap basah. Dengan kasar, ia diseret ke hadapan raja untuk diadili. Setelah ditimbang berdasarkan perbuatan kriminal yang pernah ia lakukan maka tanpa ampun si anak dijatuhi hukuman pancung. Ini hukuman yan lazim di Negara itu. Tentu saja hukuman ini berbeda dengan hukuman yang biasa dijalankan di sebuah pemerintahan Islam, yaitu potong tangan.
Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh pelosok negeri. Hukuman pancung akan dilaksanakan keesokan harinya, di depan rakyat, tepat pada saat lonceng hukuman berdentang, menandakan pukul empat pagi.
Berita hukuman tadi terdengar juga ke telinga sang ibu. Dengan tertatih-tatih, ia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Sayangnya keputusan sudah bulat, si anak harus tetap menjalani hukuman. Dengan hati hancur si ibu kembali ke rumah. Ia tak berhenti berdo’a agar anak satu-satunya itu diampuni. Karena kelelahan berdo’a ia tertidur.
Keesokan harinya, di tempat yang telah ditentukan, rakyat berbondong-bondong menyaksikan hukuman pancung tersebut. Algojo telah bersiap. Sang anak telah pasrah. Terbayang di pelupuk matanya wajah ibunya yang sudah tua. Tanpa terasa ia menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan, lonceng hukuman belum juga berdentang. Suasana mulai gaduh. Sudah lewat lima menit dari waktu yang ditentukan. Akhirnya didatangilah petugas membunyikan lonceng. Dia sendiri juga keheranan, karena sudah sejak tadi menarik lonceng, tapi suara dentangnya tak berbunyi. Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali petugas penarik lonceng, mengalir darah. Darah tersebut mengalir dari atas tempat lonceng diikat.
Dengan penuh tanda Tanya, seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. Ternyata ditemukan, di dalam lonceng besar itu kepala si ibu tua hancur berlumuran darah. Ia memeluk bandul dalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tak berbunyi. Sebagai gantinya kepalanyapun hancur karenanya. Pikirnya, bila lonceng tak berbunyi maka sang anak tadi tak dihukum pancung. Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Cinta sang ibu tak bias disangsikan, namun tentu perbuatan layaknya bunuh diri seperti itu tak bias dibenarkan. Cinta tak boleh mengalahkan kesabaran yang hukumannya wajib saat musibah mendera.



Mana Cinta Kita???
Bila cinta ibu pada kita sedemikian besar, lantas bagaimana cinta kita kepada kepadanya? Cinta ibu memang tak berbalas namun sepantasnya kita melaksanakan perintah Allah SWT.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” [Lukman:14]

By:eLfata [Read more ..]

Komentar Kamu